Showing posts with label Agama. Show all posts
Showing posts with label Agama. Show all posts

Tuesday 26 May 2015

Pelajaran dari Kisah Sujudnya Para Malaikat kepada Adam

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menempatkan Adam dan anak keturunannya dalam kedudukan yang mulia, lebih mulia dari para makhluk-Nya yang lain. Salah satu bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah setelah Allah menciptakan Adam, Allah perintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam ‘alaihi shalatu wa salam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Peristiwa sujudnya para malaikat kepada Adam terkadang menimbulkan polemik di sebagian umat Islam atau memang isu ini sengaja dilemparkan ke tengah-tengah umat Islam untuk menebar kerancuan dengan mempertanyakan “Mengapa Allah meridhai makhluk-Nya sujud kepada selain-Nya? Bukankah ini sama saja melegitimasi kesyirikan? Dan Iblis adalah hamba Allah yang benar-benar mentauhidkannya karena menolak untuk sujud kepada Adam”. Kurang lebih demikian kalimat rancu yang sering dibesar-besarkan oleh sebagian kalangan.
Yang perlu kita ketahui adalah para ulama membagi sujud ke dalam dua bagian; pertama, sujud ibadah dan yang kedua sujud (tahiyah) penghormatan.
Sujud ibadah hanya boleh dipersembahkan kepada Allah semata tidak boleh kepada selain-Nya. Allah tidak pernah memerintahkan satu pun dari makhluk-Nya untuk bersujud kepada selain-Nya dalam rangka untuk beribadah kepada makhluk tersebut. Para malaikat Allah perintahkan sujud kepada Adam bukan dalam rangka sujud ibadah tetapi sujud penghormatan.
Sujud penghormatan merupakan bagian dari syariat umat-umat terdahulu, kemudian amalan ini diharamkan dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara contoh sujud penghormatan adalah sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam. Demikian juga mimpi Nabi Yusuf yang ia ceritakan kepada Ayahnya Nabi Ya’qub lalu mimpi itu menjadi kenyataan. Di dalam surat Yusuf dikisahkan,
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf: 4)
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku inilah ta´bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan…” (QS. Yusuf: 100)
Inilah di antara contoh-contoh sujud penghormatan yang merupakan bagian dari syariat umat terdahulu.
Pengalaman serupa juga pernah terjadi kepada Muadz bin Jabal tatkala melihat ahlul kitab di Syam. Tatkala pulang dari Syam, Muadz sujud di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
مَا هَذَا يَا مُعَاذُ قَالَ أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا تَفْعَلُوا فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Apa-apaan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab, “Aku baru datang dari Syam. Yang kulakukan ini serupa dengan mereka, (orang-orang di sana) mereja sujud untuk uskup dan pendeta-pendeta mereka. Aku pun berkeinginan melakukannya kepadamu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jangan kau lakukan. Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud, maka akan kuperintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR Ibnu Majah, No. 1853).
Apa yang dilakukan penduduk Syam adalah contoh dari syariat terdahulu yang masih mereka amalkan, mereka sujud kepada pemuka-pemuka agama dan tokoh-tokoh mereka sebagai penghormatan untuk para pembesar tersebut, bukan untuk menyembah mereka.
Di antara contoh lainnya juga, ada seekor hewan melata yang sujud kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau melarangnya karena sujud kepada makhluk, baik itu sujud penghormatan terlebih lagi sujud untuk ibadah, haram hukumnya dalam syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam timbangan syariat Muhammad (baca: syariat Islam) sujud penghormatan sama saja dengan sujud ibadah, haram hukumnya apabila dipersembahkan kepada selain Allah.
Pelajaran lainnya yang dapat kita petik dari peristiwa sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam adalah, iblis termasuk dari bangsa jin bukan dari golongan malaikat sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang.
Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan bangsa jin termasuk iblis, Allah ciptakan dari api. Allah berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya…” (QS. Al-Kahfi: 50)
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Al-A’raf: 12)
Dengan demikian iblis bukanlah dari golongan malaikat, saat itu ia hanya bersama dengan para malaikat Allah yang taat. Ada yang menyatakan, dahulu iblis adalah bangsa jin yang taat kepada Allah. Inilah alasannya ia dimuliakan dengan dikumpulkan bersama para malaikat walaupun ia bukan malaikat. Namun akhirnya sifat sombongnya terlihat di hadapan para malaikat, tatkala Allah mengujinya dengan memerintahkan untuk sujud kepada Adam.
Sumber: Artikel www.KisahMuslim.com

Thursday 11 July 2013

HISTORY OF BANI ISRAIL


HISTORY OF BANI ISRAIL
Bani  Israel (Arabic: بنو إسرائيل, Banu Israel) is the name for the family of the house of Israel Israel. This title is also the name used in the Qur'an when referring to the same thing, God often call Yaqub (Jacob English) by the name of Israel, the children and grandchildren called the Children of Israel. A letter in the Qur'an surah Al Israa 'also has another name which is widely known as the letter of the Children of Israel. The descendants of Isaac's son Esau first called Bani Ishaq.
Etymology.
The sentence comes from Bani Bani Israel in Arabic means descent and Israel are two sentences composed and said Isra means servant / friend close and El means God. Then the meaning of Israel are servants of God or a close friend of God. And in most Semitic languages, not only in Hebrew, the word of God El is always meaningful.
In the other sources say that Israel has the meaning of "walking in the prophecy." Because the story according to some sources, Yaqub often travel at night the day, because if he is to travel during the day, he was afraid to be found and tortured by his brother.
Genealogy.
Of four of his wives Jacob had 12 sons, namely Rubin, Simeon, Lawway, Yahuda, Zebulaon, Issachar, Dann, Gad, Asher, Naphtali, Joseph, and Benjamin.
The sons of Ya'qub is what is the origin of the term birth of the Children of Israel. They and their descendants are called as Al-Asbath, which means the grandkids. Sibith the Jewish nation is like a tribe for the Arabs and those who are in a sibith derived from the father. Each child Jacob later became the father of sibith Children of Israel. Then all the children of Israel came from the sons of Jacob, amounting to 12 people.
In this sibith-sibith later revealed the other prophets, among them are:
Levi, in his descendants are Moses, Aaron, Elijah, and Elisha.
Judah, in the offspring are David, Solomon, Zachariah, Yahya, Isa.
Brother, Jonah found in the offspring.
Character of the Israelites.
By Israel Bani properties described in the Qur'an as a man most stubborn, rebellious, pessimistic, covetous of the world, a coward, like insulting, mocking the prophet, as in sura Al-Ahzab: 69. Allah says:
"O ye who believe you must not be like those who hurt Moses." (Al-Ahzab: 69) "
Moses and the children of Israel (splitting the red sea)
Has shown some miracles by prophets Moses, Jesus and others. They still do not admit the truth about the teachings brought by the prophets. Assassination is not uncommon in the history of the Israelites, even their prophets, like Zakariyya and Yahya was killed. They also thought they had managed to kill him and proud of his efforts.
During Joseph has the power in Egypt, the Israelites were grown from seventy to three million people. Among them are hundreds of thousands of Jews from Judah's descendants were on average smart-witted but most of the nation has such a bad temper, miserliness, pride, worldliness, eager to master other nations, ashabiyah (fanatic), cruel and so forth.
Moses insulting.
Moses never insulted by the Israelites that Moses had a skin disease and have big testes, Moses never shared bathroom with them because Moses is described as a shy person. Proved after the stone that brings the story of Moses, who was bathing clothes, they just believe in Moses as a healthy person. This story is listed in one of the surah Al-Ahzab 33:69, which reads,
"O ye who believe, do not be like those who hurt Moses, God-tusduhan rid it of accusations that they say. And is he a man who has a respectable position in the sight of Allah. (Al-Ahzab 33:69) "
Prohibition of Palestinian land for the Children of Israel for 40 years.
When God reveals His command to Moses to lead his people to go to Palestine, the holy place which had been promised by God to Abraham to be the residence of his descendants, they rebelled and was reluctant to implement the command. Reason for their refusal is because they have to face Kana'an tribe that supposedly they are the people who are strong and powerful that can not be defeated and expelled by the power struggle. They do not believe in the promise of God through Moses, that with his help they will be able to drive out of town Ariha Kan'aan tribe to be a place of their settlement forever.
Among the Children of Israel, there are 2 people who advised them to be cautious in from the entrance to the city so that they could win. But the Children of Israel rejected that advice and catapult to Moses sentence that shows defiance and cowardice, "Go thou with thy Lord and fight, while we wait here."
Seeing the cowardly attitude of his people, then rose pitamlah Moses to his people who do not want to struggle and sweat to get a place but want to get them for settlement or through a miracle gift as they have experienced it and a lot of events. And the sad heart the words of Moses was mocking them, which indicates that their breasts are still not clean from the seeds of kufr and shirk to Allah. So that the Bani Israil were punished for having refused God's command to enter Palestine, God forbid it on their land for forty years and during that time they will wander wander over the earth God without having a fixed habitation place. They live in limbo until musnahlah them all and came following a new generation that will inherit the holy land as has been disanggupkan by God to Abraham. The story above is listed in the Qur'an sura Al-Ma'ida: 20-26.
Change Commandments
When they will enter the village in Baitul Maqdis promised and utter prostration while begging forgiveness, but they change the order by way of creeping in the ass and say hinthah, the "grain of wheat or beans in a strand of hair.". "And (remember), when We said: "Enter ye into the country (Baitul Maqdis), and eat of his produce, which is much more palatable where you like, and enter the gate while prostrate, and say:" Deliver us from sin ", We shall forgive faults, and later we will add (giving Us) to those who do good. "And the people who do wrong to replace the command with (doing) is not commanded them. So We sent down upon the unjust from the sky, because they have been wickedly rebellious. (Al-Baqarah 2:58-59) "
Reluctant to implement the law.
Children of Israel are reluctant to enforce laws contained in the Torah that God lifted the mountain Tursina to take a firm agreement.
"And (remember) when We took a promise from you and we lift hill (Mount Sinai) above you (while We said):" Hold firm and strong, what We have given you and listen! "They said: 'We hear but do not obey . "And have their hearts absorbed (the worship of) the calf because of their disbelief. Say: "It is wicked deeds that have been commanded thee faith if you truly believe in (the Torah). (Al-Baqarah 2:93) "
Unless they believe not see God directly.
"And (remember) when you said:" O Moses, we will not believe you until we see Allah manifestly, therefore you are struck by lightning, you are being watched. "(Al-Baqarah 2:55)"
"People of the Book ask thee that thou bring down to them a book from heaven. Then indeed they asked Moses bigger than that. They said: "Show a real God to us." So they were struck by lightning because kezalimannya, and they worshiped the calf, after coming to their tangible evidence, then we forgive (them) from the case. And We gave unto Moses the real information. (An-Nissa 4:153) "
Accused him of making fun of them.
When they were told to slaughter cows, to indicate who had killed one of them. "And (remember) when Musa said to his people:" Verily, Allah tells you to slaughter a cow. "They said: 'Do you want to make our fruit ridicule? "Moses replied:" I seek refuge in Allah from becoming one of those people that ignorant. (Al-Baqarah 2:67) "
Al-authored the book with their hands.
-They have fabricated al-kitab and they say this is from Allah.
"Then woe to those who write the Book with their own hands and then say:" This is from Allah ", (with intent) to gain a little with the deed. So woe to them for what their hands have written and woe to them for what they do. (Al-Baqarah 2:79) "
-Claiming that the original revelation is read
"Surely there is a party of them twirling the Book with their tongues, that ye may think that it is from the Book, but it is not from the Book, and they say:" He (who reads it comes) from Allah ", but it is not from Allah. They tell a lie against Allah while they know. (Al-'Imran 3:78) "
Change the Word of God.
"Do you still expect them to believe you, but a party of them heard the word of God, then they change it after they had understood it, knowingly? (Al-Baqarah 2:75) "
Worshiping the calf (musa story Samiri).
This worship occurs as they left Moses received revelation in the form of the Torah, one of the followers of Moses are still influenced mystique of ancient Egypt trying to make a statue of a cow, and then ordered him to worship the statue.
"And (remember) when We promise to Moses (Torah gives, after) and forty nights, then you took the calf (gods) after him and you are the ones who do wrong. (Al-Baqarah 2: 51) "
"Surely Moses had come to bring clear proofs (miracles), then you make the calf (as gods) after (departure) it, and in fact you are the ones who do wrong. (Al-Baqarah 2: 92) "
Said God Hand tied (miserly).
"The Jews say:" Allah's hand tied ", in fact they were shackled hand and caused dila'nat they are what they say it is. (Not so), but both the open hand of God; She spend as He wills. And the Quran revealed unto thee from thy Lord will indeed add to lawlessness and disbelief for most of them. And We have caused enmity and hatred amongst them till the Day of Judgment. Every time they kindle the fire of war Allah extinguished it and they do mischief on the earth, and Allah loveth not those who do mischief. (Al Maa'idah 5:64) "

God accused Faqir.
"Verily Allah has heard perkatan people who say:" Allah is precisely the poor and we are rich. "We will record their words and deeds that they killed the prophets unjustly, and We shall say (to them):" Taste ye doom of burning. "(Al-'Imran 3:181)"
God told Moses and fight for them.
"They said:" O Moses, we will not enter it at all once for ever, while they are on it, so you go with your Lord, and fight ye two, actually we're just sitting here waiting for it. "(Al-Maa ' waiting time 5:24) "
Story of Isa (Conspiracy rabbi).
The rabbis have devised a plot to get rid of Jesus. They want to expel Isa and prove that Jesus came to destroy the law of Moses. Shari'a Moses decided to stone an adulterous woman. The rabbis bring one eligible woman stoned. They gathered around Jesus and asked him: "Do not set the law to stone a woman to blame?" Jesus replied: "Yes," they said: "This is the woman is at fault." Jesus looked at her and she saw the rabbi. Jesus knew that the Jewish priests more than the woman's fault.
The priest was waiting for an answer Isa. If she says that she was not entitled to be killed, then it means that he opposed the law of Moses, and if he says that he is entitled to be killed, then he is destroying himself who brought law of love and tolerance.
Isa understand that this is a conspiracy that will set him up, then he smiled and his face was glowing. Then he saw the rabbi and the woman, and said: "Those of you who do not have a fault, then he shall stone her." Jesus set the new rules relating to the law imposed on those who do wrong. In Islamic law, taught Let those who have done no wrong to punish the wrong people and are not entitled to any of the human person to punish the guilty if he himself still has its faults, but it is God who must punish him.
Defamation of Bani Israel.
As Jesus continued to preach God's treatise, the Children of Israel to know the signs that it is not profitable. So the Children of Israel also took a stroll with slander Isa. It is said that Jesus is said to have the power as a witch and as a man who would change the law and they attribute his incredible strength to the power of the devil. When they no longer have the guile could cripple Isa and they see people who are weak and poor people gathered around him, then they started making a plot, which they began to influence the Romans. When the Jews were successful fighting Jesus, then they took the decision to remove life of Jesus.
Begin the chief rabbis discuss to make a conclusion on their way to arrest Jesus did not menirnbulkan noise in the middle of society. When the Jewish leaders consulted, then one of the disciples of the Messiah, the twelve, went to them, namely al-Iskhariyutha Yahuda, by asking a number of benefits. But in the end they could not kill Jesus.
Name of the Jewish children of israel and their origins.
Most historians agree that the naming of the Children of Israel with the "Hebrew" because Abraham crossing events crossing the Euphrates. This opinion is reinforced by what is contained in the Book of Joshua:
"Thus says the Lord of Israel crossing the river, where your ancestors lived since time immemorial, and the father of Abraham and father Nahur, worshiping other gods. So I brought Abraham to cross the river and walk on the ground Kana'an. "14)
Magazine al-'Arabi Kuwait contains an article written by the Reverend Isaac Ma'nâ at Salka with the title al-li-Tasmiyât Syu'ub ats-as-Sâmiyah Tsalâtsah al-Kubra "(The meaning of names Semitic Nation Big Three). In these writings he says, "The name (Hebrew) does not appear until after Abraham crossing the river Euphrates. "15) This opinion is an opinion that is closest to the truth than the opinions of others.
While the term "People of Israel (Isra'iliyyIn)" or "Children of Israel" is a term that is attributed to their father, Israel, Jacob ibn Ibrahim ibn Ishak Israel is a sentence composed and two words: Isra, which means servant or a close friend, and el, which means God. Then the meaning of Israel are servants of God or a close friend of God. And in most Semitic languages, not only in Hebrew, the word of God El is always meaningful '16)
Jacob a U.S. had twelve sons. Al-Quran mention the story of Jacob and his sons at various places, including in the surah Al-Baqarah verse 133:
"Are you present when Jacob's arrival (the signs) death, when he said to his sons, 'What do you worship after me?' They replied," We will worship your God and the God of your fathers Abraham, Ishmael and Isaac, (ie ) God Almighty and we submit to Him. "
While naming them with "Jewish" appear when they repent and worship the calf. They said, "Verily we return (repent) to you." (Surah A1-A'raf: 156) That is, we repent and we get back to you.
According to a history, they are called Jews kareiia they were moving (yatahawwad) when reading the Torah. According to another report, they are called Jews because it is attributed to Judah, the fourth son of Jacob as, whose real name is Yehuza, a leader for the other eleven children of Jacob. Some scientists justify a mi. '17)
Dr.. Jawwad Ali said, "The term 'Jew' has a wider meaning than the term 'Hebrew' and 'Children of Israel'. This is because the term 'Jew', in addition pinned to the Hebrews, also attributed to the non-Hebrews who embraced the Jewish religion. "18)
While the origins of the Jewish, they include Semitic. Some observers of Near Eastern languages ​​found some clear similarities between them and other Semitic peoples, such as the Babylonians, Assyrians, Kana'an, Aram, Habasyah, Nabath, Arabic and others. 19) They come and Ibrahim, who has a special status for the three major world religions: Judaism, Christianity and Islam. Ibrahim a U.S. is one of the great prophets in human history, as he struggles to bring the deity of monotheism and faith. His whole life was a series of sacrifice and sincerity in the way of his Lord. If we look at the verses of the Quran, we will find there some major events in the struggle to realize the faith of Abraham in the midst of his people, which is done with all the courage, based on rational argument and self-sacrifice.
Al-Quran as if asking us to pay attention to some moment. Ibrahim nature of a U.S. Allah says, "Verily Ibahim is a priest who can be a role model." (Surat an-Nahl: 120) He alone is "the people" who have all the attributes glorious and sublime. The Quran also says Ibrahim as, "Obedient to God." (Surat an-Nahi: 120) That is a humility, surrender, obedience and love the Lord God of hosts. God also was saying to Abraham, "Hanif (inclined to goodness). And occasionally he is not among those who mensekutukan (God). "(Surah AnNahl: 120) That is a Oneness of Allah and sincerity to Him. God also said to, "(Again) is grateful for the favors of Allah." (Surat an-Nahl: 121) That is the one who always thankful for the blessings and gifts of God. Allah also said the grand nature of every prophet, "Tell (O Muhammad) in the story of Ibrahim al-Kitab (al-Qurcin) this. Indeed it is a very justify a prophet. "(Surah Maryam: 41) A confirmation of the honesty and depth of his words. Allah also says the nicest properties among other properties, a trait that needs every man and his brother, another man, the nature of the mandate. Allah says, "And Abraham which the promise is always perfect." (Surat an-Najm: 37) That is a mandate, to fulfill all the commandments of God and obedience to every value and belief. Therefore, the noble prophet mi right to hold the gift of God: "God had chosen him and show him the right path." (Surat an-Nahi: 121)
History of the Hebrews/Israelites/Jews from the time of Abraham (2000 BCE) to 1650 CE.

According to the Torah, Abraham is called the first Hebrew, and the father of the Hebrews.  As it says in Genesis 14:13, "And there came one that had escaped, and told Abram the Hebrew; for he dwelt in the plain of Mamre the Amorite, brother of Eshcol, and brother of Aner: and these [were] confederate with Abram."  Also according to the Torah, Abraham's birth-name was Abram and Allah switched it to Abraham.  Genesis 17:5, "Neither shall thy name any more be called Abram, but thy name shall be Abraham; for a father of many nations have I made thee."  Abraham became the father of 9 great nations (through his 8 sons) who begat other nations.  The first being the Arab nation of Ishmael. Genesis 25:12-16, "Now these [are] the generations of Ishmael, Abraham's son, whom Hagar the Egyptian, Sarah's handmaid, bare unto Abraham:  And these [are] the names of the sons of Ishmael, by their names, according to their generations: the firstborn of Ishmael, Nebajoth; and Kedar, and Adbeel, and Mibsam,  And Mishma, and Dumah, and Massa,  Hadar, and Tema, Jetur, Naphish, and Kedemah:  These [are] the sons of Ishmael, and these [are] their names, by their towns, and by their castles; twelve princes according to their nations." The second nation is the  Roman nation of Esau (Edom) who was the other son of Isaac.  The third being the Hebrew nation of Jacob (The 12 Tribes of Israel).  The other 6 nations are the sons of Keturah, the wife he took after Sarah died, that he sent to the east (India, etc.).  Genesis 25:1-2, "Then again Abraham took a wife, and her name [was] Keturah.  And she bare him Zimran, and Jokshan, and Medan, and Midian, and Ishbak, and Shuah."  Genesis 25:5-6, "And Abraham gave all that he had unto Isaac.  But unto the sons of the concubines, which Abraham had, Abraham gave gifts, and sent them away from Isaac his son, while he yet lived, eastward, unto the east country."

There is an evolution of names for the Hebrews (the descendants of Abraham, Isaac, and Jacob).  THE TWELVE SONS OF JACOB (Genesis 29:31-30:24; 35:16-26):
· Sons of Leah: Reuben, Simeon, Levi, Judah, Issachar, Zebulun
· Sons of Rachel: Joseph and Benjamin
· Sons of Bilhah (Rachel's handmaid): Dan and Naphtali
· Sons of Zilpah (Leah's handmaid): Gad and Asher

The twelve sons of Jacob became known as the Children of Israel, as Jacob was later called.  Genesis 32:28, " And he said, Thy name shall be called no more Jacob, but Israel: for as a prince hast thou power with God and with men, and hast prevailed."  Prophet Joseph, (Jacob's son), had 2 sons of his own, Manasseh and Ephraim, each of them became a tribe of Israel.  All of the 12 tribes received a portion in the land of Israel, except Levi who was scattered amongst all of the 12 tribes.  As it says in Joshua 14:4, "For the children of Joseph were two tribes, Manasseh and Ephraim: therefore they gave no part unto the Levites in the land, save cities to dwell [in], with their suburbs for their cattle and for their substance." See the 
map of the inheritance of Israel's Sons in the Promised Land.

The origin of the name 
Jews is given below.  Because all Jews are Hebrews, Jews casually refer to all past Hebrews as Jews.  So as the Qur'an says in 3.65: "Ye People of the Book! Why dispute ye about Abraham, when the Torah (Law) and the Gospel Were not revealed Till after him? Have ye no understanding?" and in 3.67: "Abraham was not a Jew nor yet a Christian; but he was true in Faith, and bowed his will to Allah's (Which is Islam), and he joined not gods with Allah."  And Sahih Bukhari Volume 8, Book 77, Number 597: Narrated Abu Huraira: Allah's Apostle said, "No child is born but has the Islamic Faith (submitting to God), but its parents turn it into a Jew or a Christian."  On the technical level, Jews know that Abraham was not called a Jew, but was called a Hebrew.  It is only because Hebrews are now called Jews that Abraham is referred to by the Jews as the first Jew.  If all Jews were referred to as Hebrews right now, Jews (or Hebrews) would refer to Abraham as the first Hebrew, which he was.

Qur'an 5.20-26, "Remember Moses said to his people: "O my people! Call in remembrance the favour of Allah unto you, when He produced prophets among you, made you kings, and gave you what He had not given to any other among the peoples. "O my people! Enter the holy land which Allah hath assigned unto you, and turn not back ignominiously, for then will ye be overthrown, to your own ruin." They said: "O Moses! In this land are a people of exceeding strength: Never shall we enter it until they leave it: if (once) they leave, then shall we enter." (But) among (their) Allah-fearing men were two on whom Allah had bestowed His grace: They said: "Assault them at the (proper) Gate: when once ye are in, victory will be yours; But on Allah put your trust if ye have faith." They said: "O Moses! while they remain there, never shall we be able to enter, to the end of time. Go thou, and thy Lord, and fight ye two, while we sit here (and watch)." He said: "O my Lord! I have power only over myself and my brother: so separate us from this rebellious people!" Allah said: "Therefore will the land be out of their reach for forty years: In distraction will they wander through the land: But sorrow thou not over these rebellious people."
Qur'an 7.137: "And We made a people (the Bani Israel), considered weak (and of no account), inheritors of lands in both east and west, - lands whereon We sent down Our blessings. The fair promise of thy Lord was fulfilled for the Children of Israel, because they had patience and constancy, and We levelled to the ground the great works and fine buildings which Pharaoh and his people erected (with such pride)."

When Moses died in what is now called Jordan, his successor Prophet Joshua (Yusha bin Nun) led the Israelites into the land of Canaan in roughly 1300 BCE and defeated the 7 nations living there with the help of Allah.  They brought the ark of the covenant (the stone tablets given to Moses) to Hebron and put them in a tabernacle (tent).  King David in roughly 1000 BCE ruled the Kingdom of Israel made up of the 12 tribes and wanted to establish his capitol in Jerusalem, and so he did and reestablished the tabernacle on Mt. Moriah.  And that is why Jerusalem is called the city of David.  He also wanted to make a Temple for the ark of the covenant but Allah told him that he had too much blood on his hands because he was a warrior, seeing as though he was always fighting neighboring nations who were attacking the Kingdom of Israel (such as Jalut and the Philistines).  Allah told him that his son Solomon would be the one to build the Temple.

And so then Prophet Solomon built the Holy Temple (Bait ul Maqdis) in Jerusalem on Mt.Moriah in roughly 965 BCE and established the worship of the One God for all the 12 tribes.  When he died after ruling for 40 years, the 
Kingdom of Israel split into 2, the northern Kingdom of 10 tribes (It consisted of nine landed tribes: Zebulun, Issachar, Asher, Naphtali, Dan, Manaseh, Ephraim, Reuben and Gad, and some of Levi [which had no land allocation]), retaining the name Israel with Samaria as its capital. And the southern Kingdom of the tribes of Judah, Simeon, Benjamin, and part of the tribe of Levi going by the name of Judea has Jerusalem as its capital.  In 721 BCE, the Assyrians came and destroyed the Northern Kingdom of Israel and they became known as the 10 lost tribes, because no one knows what happend to them.

Qur'an 17.4-8: "And We gave (Clear) Warning to the Children of Israel in the Book, that twice would they do mischief on the earth and be elated with mighty arrogance (and twice would they be punished)!  When the first of the warnings came to pass, We sent against you Our servants given to terrible warfare (the Babylonians): They entered the very inmost parts of your homes; and it was a warning (completely) fulfilled.  Then did We grant you the Return as against them: We gave you increase in resources and sons, and made you the more numerous in man-power.  If ye did well, ye did well for yourselves; if ye did evil, (ye did it) against yourselves. So when the second of the warnings came to pass, (We permitted your enemies (the Romans)), to disfigure your faces, and to enter your Temple as they had entered it before, and to visit with destruction all that fell into their power.  It may be that your Lord may (yet) show Mercy unto you; but if ye revert (to your sins), We shall revert (to Our punishments): And we have made Hell a prison for those who reject (all Faith)."



Qur'an 17.104: "And We said unto the Children of Israel after him: Dwell in the land; but when the promise of the Hereafter cometh to pass We shall bring you as a crowd gathered out of various nations."

In 586 BCE, the Babylonians ("the first of the warnings") came and destroyed the Temple of Solomon and exiled the Judeans to Babylon.  As the Psalmist writes, "By the rivers of Babylon, there we sat down, we also wept, when we remembered Zion.We hung our lyres on the willows in its midst. For there those who carried us away captive required of us a song; and those who tormented us required of us mirth, saying, Sing us one of the songs of Zion. How shall we sing the Lord's song in a foreign land? If I forget you, O Jerusalem, let my right hand forget her cunning.If I do not remember you, let my tongue cleave to the roof of my mouth; if I do not set Jerusalem above my highest joy." (Psalms 137:1-6)  It was during this time that the Babylonians starting calling the Judeans, Jews for short, and their religion became known as Judaism. In 516 BCE, after Cyrus the Persian defeated the Babylonians, he commissioned the Jews to go back to Jerusalem and rebuid the temple.  As the Hebrew Bible (Tanakh) says, "In the first year of Cyrus, king of Persia, upon the conclusion of the Lord's prophecy, by the mouth of Jeremiah, the Lord aroused the spirit of Cyrus, king of Persia, and he issued a proclamation throughout his kingdom - and in writing as well, saying, "Thus said Cyrus the King of Persia, 'All the kingdoms of the earth has the Lord, God of heaven, given to me and He has commanded me to build him a Temple in Jerusalem, which is in Judah. Whoever is among you of His entire people - may his God be with him - and let him go to Jerusalem which is in Judah and build the Temple of the Lord..." (Ezra 1:3)  And so under the leadership of Ezra (Uzair), they returned and rebuilt the Temple.  This was in fulfillment of the Prophet Jeremiah who prophecized, ""And this whole land [of Israel] shall be a ruin, and a waste, and these nations [the tribes of Israel] shall serve the king of Babylon seventy years. And it shall come to pass, when the seventy years are fulfilled, that I will punish the king of Babylon ..." (Jeremiah 25:11-12)  and "For thus said the Lord, "After seventy years for Babylonia have been completed, I will attend to you, and I will fulfill for you My favorable promise -- to return you to this place (the land of Israel)." (Jeremiah 29:10).

During the next 500 years, the Jews would go through many trials and tribulations by invading pagan armies, such as the Persians, the Syrians, the Greeks, and the Romans.  Finally in 70 CE, forty years after Jesus, and after the Jews had revolted against Roman occupation of Judea, the Romans ("the second of the warnings") destroyed the second Temple.  Then in 135 CE, the Jews revolted again and when they were defeated, the Romans exiled them out of Jerusalem and Judea into the vast Roman Empire.  It was at this time that the Pagan Roman Emporer Hadrian renamed Judea to Palestina after the Israelites long time enemies (the Philistines) in an attempt to disassociate the land from the Jews.

On Mt. Sinai, Prophet Moses had been given a written Torah and an oral Torah (the Mishnah).  The written Torah is the equivalent to the Qur'an and the oral Torah is the equivalent to the Hadith which are explanations of the written Torah and how to implement it in your life.  For example, the Qur'an tells you to pray but not how to pray.  The Hadith goes into the details of teaching you how to pray.  Another example, the Qur'an says that a woman should cover her body and be modest but does not give the details, the hadith tells her exactly what she needs to cover.  The same is with the Torah and the Mishnah.

It was at about 200 CE that Rabbi Yehuda HaNasi decided to committ to writing the Oral Torah (Mishnah) that had been given to Moses and passed down through the generations orally by memorization, so as to prevent it from being forgotten in the diaspora.  By the beginning of the 5th century, there were 2 main centers of Jewish scholarship, that being in Palestine and of Babylon (Iraq).  It was at this time that Rabbi's in Jersalem wrote a commentary on the Mishnah, called the Gemara, together becoming the Jerusalem Talmud.  And then in the beginning of the 6th century the Rabbi's of Babylon wrote their own commentary on the Mishnah, and that became known as the Babylonian Talmud.  The Babylonian Talmud having more precedence over the Jerusalem Talmud as far as scholarship, that is the one that is studied in the modern day more intensely.

The Mishnah is divided into 6 books.  There is the book of Seeds dealing with agricultural issues and daily prayer.  The book of set feasts handles the ritual requirements of the Sabbath, festivals, and fasts.  The book on women deal with matrimonial law, women's rights and responsibilites, and the laws of divorce and vows.  The book of damages treats many types of civil and criminal law along with a popular ethical guide.  The book on sacred things deals with formal ritual of the Jerusalem Temple.  And finally the book on ritual cleanliness (Tohorot=Taharah) treats various aspects of human, ritual, and food purity.

It was in the early fourth century, that the Roman Empire became Christian under the rule of the Emporer Constantine.  Until this time there had always been a debate within Christendom as to whether Jesus was Divine (trinitarianism) or whether he was just a human Messiah (unitarianism).  The struggle became so intense that it was brought before the Emporer and at the Council of Nicea in 325 CE, Constantine declared the "Holy Trinity" as part of official Christian dogma.  Along with this official declaration of the rejection of  Jewish Christianity, the Gentile Christian world became very hostile to the Jews.  So much so that they forbid Jews from living or visiting Jerusalem and they used the holy Temple Mount as a dung hill.

It was not until the 
Caliph Omar took over the city of Jerusalem in 638 CE from the Christians, that he cleaned off the Temple Mount with his own bare hands, rededicated the site for a place of worship and had the Masjid ul Aqsa built there,  as well as allowing the Jews to live in Jerusalem again.  It was from that time on that the Jews always preferred living under Muslim rule than Christian rule because they were actually given human rights and treated as fellow worshippers of Allah.

Until the early 12th century, roughly 90% of the world's Jewish population lived in Muslim lands (Spain, Palestine, Iraq, Iran, Yemen, Egypt).  It was only when the 
Almohads disrupted the Golden Age of Spain, that Jews starting moving en masse to Germany, Poland, Russia, and the rest of Christian Europe.  For example, Jews did not start going to Poland until 1264 CE!  Following the expulsion of Jews and Muslims from Spain in 1492, Jews were welcomed into Ottoman lands by Sultan Bayezid II, who declared: "They tell me that Ferdinand of Spain is a wise man but he is a fool. For he takes his treasure and sends it all to me."  As the Ottoman Empire spread, the Turks came to Israel, and it was the greatest of the Ottoman sultans, known as "Suleiman the Magnificent," who re-built the walls of Jerusalem. It is fascinating that Suleiman is Turkish for Solomon - and that it is his walls that define the Old City of Jerusalem to this day.  At this time many Jews started to return to the Land of Israel.  By 1650, geographically, about half the Jewish population was located in the Middle East, with a high concentration in Turkey and the lands of the Ottoman Empire (like Palestine). And about half in Europe, with a high concentration in Eastern Europe (Poland, Ukraine, Lithuania.) 
                                                                                                                       
                                                                                                                       Nur Habibah (2C-1

Makalah Aliran Sesat Yang Berkembang Di Indonesia


Makalah Aliran Sesat Yang Berkembang Di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN


Munculnya fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem psikologis baik para tokoh pelopornya, pengikutnya serta masyarakat secara keseluruhan. Problem aliran sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di masyarakat.
Aliran sesat bukan fenomena baru, selain dia mengambarkan anomali, juga kemungkinan adanya deviasi sosial yaitu selalu ada komunitas yang abnormal. Baik ia berada dalam abnormalitas demografis, abnormalitas sosial, maupun abnormalitas psikologis. Sedangkan bentuk deviasi dapat bersifat individual, situasional dan sistemik (Kartono, 2004:16). Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur hanya dengan satu kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal dalam pengertian kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan moral. Demikian halnya dengan para penganut aliran sesat, akan diperoleh kriterium kategori yang tidak tegas. Salah satu yang paling mungkin untuk menyatakan kesesatan adalah defenisi atau batasan ketidaksesatan yang bersifat formalistik atau diakui sebagai batasan institusional.
Aliran sesat didefinisikan sebagai aliran yang menyimpang dari mainstream masyarakat, namun batasan ini menjadi rancu karena kriteria kesesatan bersifat multikriteria. Oleh karena itu silang pendapat apakah suatu aliran sesat atau tidak merupakan masalah tersenidri yang tidak mudah.
Aliran hanya dapat dinyatakan sebagai sesat apabila mengacu pada satu kumpulan kriteria yang dinyatakan secara apriori sebagai “tidak sesat”. Oleh karena itu ukuran sosiologis, politis dan psikologis hanya merupakan penjelas saja tentang kemungkinan-kemungkinan mengapa seseorang/kelompok menjadi bagian dari aliran sesat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sepuluh kriteria suatu aliran dapat digolongkan tersesat. Namun, tidak semua orang dapat memberikan penilaian suatu aliran dinyatakan keluar dari nilai-nilai dasar Islam.‘’Suatu paham atau aliran keagamaan dapat dinyatakan sesat bila memenuhi salah satu dari sepuluh kriteria,'’ kata Ketua Panitia Pengarah Rakernas MUI Tahun 2007, Yunahar Ilyas, di Jakarta, Selasa (6/11).Sekretaris MUI, Ichwan Sam, menambahkan, kriteria tersebut tidak dapat digunakan sembarang orang dalam menentukan suatu aliran itu sesat dan menyesatkan atau tidak. ‘’Ada mekanisme dan prosedur yang harus dilalui dan dikaji terlebih dahulu. Harus diingat tidak semudah itu mengeluarkan fatwa,'’ tegasnya.Pedoman MUI itu menyebutkan, sebelum suatu aliran atau kelompok dinyatakan sesat, terlebih dulu dilakukan penelitian. Data, informasi, bukti, dan saksi tentang paham, pemikiran, dan aktivitas kelompok atau aliran tersebut diteliti oleh Komisi Pengkajian.Selanjutnya, Komisi Pengkajian memanggil pimpinan aliran atau kelompok dan saksi ahli atas berbagai data, informasi, dan bukti yang didapat. Hasilnya kemudian disampaikan kepada Dewan Pimpinan. Bila dipandang perlu, Dewan Pimpinan dapat menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas dan mengeluarkan fatwa. ‘’Di batang tubuh fatwa mengenai aliran sesat, juga ada poin yang menyatakan akan menyerahkan segala sesuatunya kepada aparat hukum dan menyeru masyarakat jangan bertindak sendiri-sendiri,'’ jelas Ichwan.Wapres, Jusuf Kalla, meminta seluruh komponen masyarakat, terutama para ulama dan tokoh agama, tidak lari menyikapi maraknya aliran sesat. ‘’Untuk menyikapi aliran sesat ini, kita tidak bisa menggunakan langkah-langkah kekerasan, seperti lempar-lemparan, bakar-bakaran, dan sebagainya. Polisi dan jaksa boleh mengambil tindakan formal, tetapi jika secara hati nurani tidak selesai. Kita harus introspeksi,'’ kata Kalla di hadapan peserta Rakernas MUI. Pemerintah, sambung Menag, Maftuh Basyuni, terus berupaya meyakinkan para penganut aliran sesat agar dapat kembali ke jalan yang benar. Upaya kekerasan atau anarkis dalam menyikapi aliran sesat, menurut Maftuh, tak akan menyelesaikan masalah.
‘’Malah akan menambah genting suasana. Toh sekarang sudah banyak tokoh aliran sesat yang ditangkap dan menyerahkan diri, tergantung aparat untuk menindaklanjutinya.'’
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Adian Husaini, menyebut keluarnya putusan MUI sebagai sesuatu yang ditunggu-tunggu umat Islam. ‘’Dengan demikian, jelas apa saja kriteria aliran sesat itu,'’ kata Adian. Sepuluh kriteria yang ditetapkan MUI itu merupakan ajaran Islam yang mendasar. ‘’Ini penekanannya lebih untuk umat sendiri.'’

Sepuluh Kriteria Aliran Sesat
  1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
  2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah),
  3.  Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
  4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
  5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
  6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
  7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
  8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
  9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
  10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i
Perbedaan Pendapat dan Perpecahan yang Menjadi pengaruh munculnya aliran sesat.
Sesungguhnya ikhtilaf (perbedaan pendapat) adalah sunatullah namun Ikhtilaf yang membawa iftiraq (perpecahan) itulah yang dicela oleh Allah SWT.  Sebab timbulnya iftiraq pada mulanya terjadi karena sebab yang sepele. Namun karena pelakunya mengedepankan hawa nafsu maka hal sepele menjadi besar dan berakibat pada perselisihan dan perpecahan.  Secara garis besar di antara sebab munculnya Al Firaq Al Islamiyah (seperti : Khawarij, Syi'ah, Mu'tazilah, Murji'ah, dll.) adalah:
  1. Ghuluw (berlebih-lebihan dalam bersikap), contoh : Khawarij berangkat dari pemahaman yang berlebihan terhadap ayat-ayat wa'id (ancaman) sehingga mereka mengkafirkan kaum Muslimin yang melakukan dosa besar. Sedang Syi'ah muncul karena sikap yang berlebihan dalam mencintai sebagian sahabat Rasul yaitu Ali ra dan para Ahlul Bait.
  2. Membantah bid'ah dengan bid'ah yang semisal, contoh : Murji'ah ingin mencounter Khawarij yang berlebih-lebihan dalam menghukumi pelaku dosa besar namun akhirnya mereka terjerumus pada bid'ah baru yaitu menganggap pelaku dosa besar sebagai mukmin dengan keimanan yang sempurna.
  3. Pengaruh dari luar Islam, contoh : Syi'ah, karena muassis (gembong)nya adalah Yahudi yaitu Abdulah bin Saba'. Begitu juga Qodariyah, pencetusnya adalah seorang Nashrani, Jahmiyyah pencetusnya Yahudi.
  4. Mengedepankan akal.
  5. Filsafat Yunani, contoh : Mu'tazilah banyak dipengaruhi oleh filsafat Yunani.
Selain itu ada yang disebabkan oleh :
  1. Ulama yang beraqidah menyimpang,
  2. Kebodohan kaum Muslimin.
  3. Tidak memiliki standar pemahaman yang benar.
  4. Ikhtilaf yang didasari hawa nafsu.
  5. Rasa Ashabiyah (fanatisme golongan).
  6. Hasad (dengki)
  7. Kecenderungan menyuburkan bid'ah dan hawa nafsu.
  8. Menuhankan akal dan menomorduakan naql (dalil).
  9. Pengaruh eksternal.

BAB II
BERBAGAI ALIRAN SESAT YANG BERKEMBANG DI INDONESIA

  1. Aliran Pembaharu Isa Bugis
Isa Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori pertentangan antara dua hal. Seperti misalnya ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan kegelapan. Ia berusaha untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan akan menolak semua hal-hal yang tidak bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima akal. Oleh karena itu ajaran Isa Bugis ini banyak diikuti oleh para intelek yang cenderung lebih menggunakan akal dan pikiran.
Pokok-Pokok Ajaran Isa Bugis:
a.       Air Zam-zam di Makkah adalah air bekas bangkai orang Arab.
b.      Semua tafsir Al Qur'an yang ada sekarang harus dimuseumkan karena semuanya salah.
c.       Menolak semua mukjizat para Nabi dan Rasul, seperti kisah Nabi Musa as membelah laut dengan tongkatnya dalam Al Qur'an adalah dongeng lampu Aladin.
d.      Nabi Ibrahim as menyembelih Ismail adalah dongeng.
e.       Ka'bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis setiap tahun.
f.       Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid, dan sejenisnya adalah syirik. Ulama yang mengajarkan ilmu ini harus disingkirkan ke Pulau Seribu.
g.      Al Qur'an bukan bahasa Arab, sehingga untuk memahami Al Qur'an tidak perlu belajar bahasa Arab, tata bahasa Arab dan sejenisnya.
h.      Setiap orang yang intelek diberi kebebasan untuk menafsirkan Al Qur'an walau tidak mengerti bahasa Arab.
i.        Ajaran Nabi Muhammad adalah pembangkit imperialisme Arab.
j.        Ajaran Qurban pada waktu Iedhul Adha tidak ada dasar kebenarannya. 
k.  Mubaligh-mubaligh Islam yang menyebarkan agama ke luar tanah Arab adalah pemabuk dzulumat yang haus darah dan harta.
l.        Indonesia adalah diantara dari sekian banyak korban dari kebiadaban Arabisme.
m.  Lembaga Pembaharu (yang dipimpin oleh Isa Bugis) adalah Nur, sedangkan orang atau golongan di luar itu adalah Dzulumat, sesat serta kafir.
n.    Sekarang masih periode Makkah sehingga belum diwajibkan shalat, puasa dll. Begitu juga minuman yang memabukkan seperti khamar dan sejenisnya belum diharamkan.

  1. Faham Inkar Sunnah
Faham sesat ini mucul sekitar tahun 1980-an. Mereka menamakan pengajian yang mereka adakan dengan sebutan kelompok Qur'ani (kelompok pengikut Al Qur'an).
Tokohnya antara lain Luqman Saad Direktur perusahaan penerbitan PT. Ghalia. Pada awalnya Luqman Saad merintis usaha percetakannya dengan tangan. Namun ketika ia bolak-balik ke Belanda untuk suatu urusan yang tidak diketahui kemudian ia memiliki peralatan modern yang didatangkan dari negeri Belanda. Dengan mesin cetaknya itulah ia banyak mencetak buku-buku yang berisi ajaran sesat Inkarus Sunnah. Selain itu juga Ir. Irham Sutarto ketua serikat buruh PT. Unilever (Belanda). Tidakkah ini merupakan permainan orang Yahudi di Belanda dalam menghancurkan Islam di Indonesia? Setelah dilakukan pelacakan akhirnya ditemukan dedengkotnya adalah Marinus Taka keturunan Indo Jerman yang tinggal di Jalan Sambas 4 No.54 Depok Lama daerah dimana banyak bermukim peranakan Belanda dengan gerejanya yang terpadat untuk seluruh Indonesia. Marinus Taka mengaku bisa membaca Al Qur'an tanpa belajar dan tanggal 4 Juni 1983 ditangkap oleh Kodim Jakarta Utara.

Pokok-Pokok Ajaran Inkarus Sunnah:
a.     Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah SAW, menurut mereka hadits itu bikinan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.
b.      Dasar hukum dalam Islam hanya Al Qur'an saja.
c.       Syahadat mereka : Insyahadu bianna Muslimun.
d.    Shalat mereka macam-macam ada yang dua rokaat-dua rokaat dan ada juga yang shalatnya hanya 'eling' saja.
e.     Puasa wajib bagi mereka yang melihat bulan saja, kalau yang lihat bulan hanya satu orang maka hanya orang itu saja yang wajib puasa. Mereka merujuk pada ayat : faman syahida minkumus Syahra falyasumhu.
f.   Haji boleh dilakukan selama 4 bulan Haram yaitu : Muharram, Rajab, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah.
g.    Pakaian Ihram adalah pakaian orang Arab dan bikin repot. Oleh karena itu mereka menunaikan haji menggunakan baju biasa atau jas.
h.      Rasul tetap diutus sampai hari Kiamat.
i.     Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang ajaran Al Qur'an (kandungan isi Al Qur'an).
j.        Orang yang meninggal dunia tidak disholati karena tidak ada perintah di Al Qur'an.

  1. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Didirikan oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar Biasa), awalnya bernama Darul Hadits (DH) tahun 1951. Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur maka DH dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti nama menjadi Islam Jama'ah. Banyak artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain karena adanya ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di Jakarta akhirnya dilarang melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971 tanggal 29 Oktober 1971.
Karena dilarang, maka Imam Jama'ah ini meminta perlindungan kepada Letjen. Ali Murtopo wakil Kepala Bakin yang terkenal sangat anti Islam. Setelah mendapat perlindungan maka menyatakan diri masuk Golkar dan berganti nama menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Dakwah Islam). Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur kemudian dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di Asrama Haji Pondok Gede tahun 1990, LEMKARI berganti nama menjadi LDII atas anjuran Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama LEMKARI (Lembaga Karatedo Indonesia).
Pokok-Pokok Ajaran Islam Jama'ah / LDII:
a.  Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk kedua orang tua sekalipun.
b.    Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid mereka maka bekas tempat sholatnya dicuci karena dianggap sudah terkena najis.
c.       Wajib taat pada amir atau Imam mereka.
d.      Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati jahiliyah (kafir).
e.   Al Qur'an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang keluar dari mulut Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.
f.       Haram mengaji Al Qur'an dan Hadits kecuali kepada Imam/Amir mereka.
g.   Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh Amir/Imam.
h.      Harus rajin membayar infak, shodaqoh dan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain kepada mereka adalah haram.
i.      Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau dimiliki dengan cara bagaimanapun, misalnya: merampok, mencuri, korupsi dll. asal tidak ketahuan. Bila berhasil menipu orang Islam diluar mereka dianggap berpahala besar.
j.        Bila mencuri harta orang selain LDII ketahuan maka kesalahannya adalah ketahuan itu.
k.      Harta, zakat, infaq dan shodaqoh yang sudah diberikan kepada Amir/Imam haram ditanyakan catatannya atau penggunaannya.
l.        Haram membagikan daging Qurban/Zakat Fitrah kepada orang Islam diluar kelompoknya.
m.    Haram shalat di belakang Imam yang bukan dari kelompok mereka, kalaupun terpaksa tidak perlu wudhu dan harus diulang.
n.      Haram menikahi orang di luar kelompoknya.
o.      Perempuan LDII kalau mau bertamu di rumah orang selain kelompoknya harus memilih waktu haid (dalam keadaan kotor).
p.    Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah mereka maka bekas tempat duduknya harus di cuti karena dianggap najis.
 Imam mereka, Nur Hasan Ubaidah meninggal tanggal 31 Maret 1982 dalam kecelakaan lalu lintas antara Tegal Cirebon di dalam mercy Tiger B 8418 EW tatkala ingin menghadiri kampanye Golkar. Sang Imam meninggalkan harta yang banyak dan digantikan oleh putranya Abdu Dhohir dan dibaiat sebelum mayat ayahnya dikubur.
Perwakilan gerakan ini berkembang hingga ke Amerika, Suriname, Australia, Jerman bahkan di Arab Saudi.

  1. Agama Ahmadiyah
Agama Qadian didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza dianggap sebagai Nabi yang disejajarkan dengan Nabi Isa as., Nabi Musa as., Nabi Daud as.
Agama ini bermaksud untuk menyaingi Kenabian Muhammad SAW. Ahmadiyah  masuk Indonesia tahun 1935 dan tersebar. Pusatnya sekarang di Parung Bogor.
Mempunyai majalah Nur Islam (sebagai pengganti Sinar Islam yang telah dilarang). Aliran ini sudah dilarang namun hanya secara lokal. MUI serta organisasi Islam lainnya telah mengirim surat kepada Pemerintah (Kejagung RI) tetapi belum mendapat tanggapan.
Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah:
a.       Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan.
b.      Mengaku menerima wahyu di India. Kitab suci mereka bernama Tadzkirah. Isinya memutarbalikkan ayat-ayat suci Al Qur'an, ayat yang awal diputar ke belakang, ayat yang satu disambung ayat lainnya sesuai dengan selera nabi India tersebut.
c.       Mengakui Kitab mereka sama sucinya dengan Al Qur'an.
d.      Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul diutus sampai hari kiamat.
e.       Mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah. Nabi Mirza tidak pernah naik haji ke Makkah.
f.       Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan sertifikat kapling surga tersebut di jual kepada jama'ahnya dengan harga sangat mahal.
g.      Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki bukan Ahmadiyah tetapi sebaliknya boleh.
h.      Tidak boleh bermakmum dibelakang orang yang bukan Ahmadiyah.
i.        Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan tahun sendiri yaitu Suluh, Tabliqh, Aman, Syahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa', Zuhur, Tabuk, Ikha', Nubuwah, Fatah. Nama tahunnya adalah Hijri Syamsi (HS).

  1. Gerakan Syi'ah
Agama Syi'ah adalah agama dendam kesumat. Pencetusnya adalah Abdullah bin Saba tokoh YAHUDI yang pura-pura masuk Islam di zaman Sahabat Nabi.
Rukum Iman Agama Syi'ah tidak termasuk percaya kepada Qadha' dan Qadar, yaitu : Percaya kepada keesaan Allah, Percaya kepada keadilan, Percaya kepada kenabian, Percaya kepada Imamah, Percaya kepada sa'ah (hari kiamat). Karena tidak iman kepada Qadha' dan Qadar itulah maka kematian cucu Rasulullah SAW, Husen di Padang Karbala, diratapi dari dulu hingga sekarang. Dalam meratapi, mereka memukul badan, dada dan kepala hingga berlumuran darah padahal tidak ada ajaran samawi yang membolehkan menganiaya diri karena mencintai seseorang.
Ahlul baiyt (seisi rumah dengan Rasulullah SAW) menurut mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Fatimah dan kedua puteranya, Hasan dan Husein. Sedangkan Khadijah yang begitu besar jasanya terhadap agama Islam tidak termasuk.
Pokok-Pokok Ajaran Syi'ah:
a.       Hadits tidak hanya dari Nabi Muhammad SAW saja tetapi juga dari ucapan para Imam mereka sampai hari kiamat.
b.      Al Qur'an yang beredar sudah dipalsukan dan yang asli dibawa oleh Imam Muntadhar (yang ditunggu munculnya kembali di dunia).
c.       Menghalalkan nikah Mut'ah (kawin kontrak / pelacuran mengatasnamakan agama) padahal sudah dilarang Islam. Banyak digandrungi oleh muda mudi atau pejabat yang kurang pengetahuan, padahal sama saja dengan zinah.
d.      Syi'ah memandang Imam itu maksum.
e.       Syi'ah memandang bahwa menegakkan agama adalah rukun agama.
f.       Syi'ah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh ahlul bait.
g.      Tidak mengakui Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum.
Gerakan Syi'ah luar biasa aktif di Indonesia (karena banyak penduduk muslimnya namun kurang pengetahuan agamanya). Mereka pandai menempatkan orang-orangnya di posisi penting a.l. : DR. Jalaluddien Rahmat untuk menggarap keluarga mantan wapres Soedarmono serta kelompok elit di Kebayoran Baru dengan nama yayasan Pengajian Sehati. Ir. Haidar Bagir (pemimpin umum Republika untuk menggarap orang-orang dekat Habibie dan kelompok intelektual). Prof. DR. Quraisy Shihab yang menggarap tokoh agama yaitu untuk mementahkan keputusan-keputusan MUI jika ada keputusan MUI yang keras terhadap aliran sempalan. LPPI pernah mengeluarkan brosur kecil yang berjudul : Syi'ah dan Quraisy Shihab.
Gerakan ini mempunyai yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pesantren antara lain :
a.       Yayasan Muthohari Bandung
b.      Yayasan Al Muntadhor Jakarta
c.       Yayasan Mulla Sadra Bogor
d.      Yayasan Pesantren Yapi Bangil (IPANI : Ikatan Pemuda Ahlu Bait)
e.       Yayasan Muhibbin Probolinggo
f.       Pesantren Al Hadi Pekalongan
g.      Yayasan Yapisma Malang
h.      Yayasan Madinatul Ilmi Depok
i.        Yayasan Darul Habib Jakarta
j.        Yayasan Yasin Surabaya
k.      Yayasan Babul Ilmi Jakarta (Jatibening)

  1. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)
Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu personnya, oleh sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri dengan Departemennya).
Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam mereka. Tidak taat pada Imam mereka berarti tidak taat pada Rasul dan itu dosa besar.
Gerakan ini ingin mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) versi mereka sendiri dengan tokohnya : Aceng Syaifuddin.
Pokok-Pokok Ajarannya:
a.       Rasul diutus sampai hari kiamat.
b.      Wajib bai'at seta taat pada Imam.
c.       Dosa bisa ditebus dengan uang kepada Imam. Besar kecilnya tergantung besar kecil dosa.
d.      Di luar kelompok mereka adalah kafir.
e.     Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan diadakan oleh imam mereka. Sedangkan orang tua tidak perlu tahu.
f.    Membagi periode Makkah dan Madinah. Sekarang dianggap masih periode Makkah, jadi belum wajib Sholat, puasa, haji serta belum diharamkan khamar dan minuman memabukkan lainnya.
g.      Mengaji harus kepada Imam.

  1. Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah
Lia Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30 Jakarta Pusat. Ada beberapa buku yang sudah dikarang olehnya:
a.       Perkenankan aku menjelaskan sebab taqdir.
b.      Pancasila menuju Zam-zam
c.       Lembaga Al Hira, fatwa Jibril as. VS fatwa MUI.
d.      Puisi-puisi mendalami kerukunan Nasional.

Pokok-Pokok Ajarannya:
a.    Malaikat Jibril akan muncul lagi ke Bumi dan bersemayam di diri Lia, maka dimanapun Lia berada selalu bersama Malaikat Jibril as.
b.      Lia mengakui menjadi juru bicara Jibris as. dan mengaku sebagai Nabi/Rasul.
c.       Lia mengaku mendapatkan wahyu.
d.      Lia mengaku mendapatkan mukjizat.
e.   Agama yang dibawa oleh Lia bernama Salamullah / Agama Perenialisme yang menghimpun segala agama.
f.       Lia mengaku sebagai Imam Mahdi.
g.      Imam Mukti (anaknya) dianggap sebagai Nabi Isa as.
h.      Abdul Rahman diyakini sebagai wa'sil/Imam besar.
i.        Mencukur semua jenis rambut lalu membakarnya dianggap sebagai bentuk ibadah yang diperintahkan Jibris melalui Lia Aminuddin (seperti bayi yang baru lahir).


  1. Ajaran Bijak Bestari
Yayasan Imperium Zakita Mata di didirikan oleh HMA Bijak Bestari, lahir di Binjai, Sumatra Utara, 30 Maret 1943.
Pokok-Pokok Ajarannya:
a.       Mengaku bahwa HMA (Huwa Mu'jizatul A'la Allahu Akbar) itu Allah. Allah tertinggi. Allah itu Dzat yang menyeluruh. Pada Allah itu ada jabatan-jabatan. Ada Allahu Akbar ada Ar Rahman dan ada ayat kursi yang memiliki fungsi-fungsi. Diantara fungsi-fungsi itu, yang tertinggi adalah HMA.
b.     Imperium Zakiya Makta Foundation milik HMA terbentuk atas dasar diturunkannya penugasan dari Allah yang Maha Besar mutlak 100% pada tanggal 2 Mei 2001 pukul 00.00 WIB yang diterima langsung oleh HMA Bijak Bestari.
c.       Imperium Zakiya Makta sebagai Pusat Komando, Deteksi dan Informasi Ghoib dan Ajaib yang mencakup alam semesta raya secara keseluruhan, mulai alam dimensi 1 sampai alam dimensi 900. Mengadakan apa yang disebut "Penafsiran Ghaib" dengan melakukan kontak gaib dengan pemimpin ayat masing-masing. Bila kita kontak, kita bisa tanyakan semua "Ini apa maksudnya?"
Inti ajaran Zakiya Makta adalah keilmuan hiper metafisik yang merupakan jalan keluar untuk segala keperluan positif.

  1. Agama (faham) Baha'i
Timbul dari kalangan Syi'ah di Iran pada abad 19. Pencetusnya adalah Mirza Ali Muhammad. Mendakwa dirinya sebagai Al Baab, artinya pintu, yaitu pintu yang menghubungkan manusia dengan iman yang hilang yang akan keluar pada akhir zaman.
Ajarannya dinamakan Babiyah. Ia mengangkat dirinya sebagai Imam Mahdi. Setelah meninggal ajarannya dikembangkan oleh muridnya Mirza Husein Ali. Husein Ali juga mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al Masih yang dijanjikan.

Pokok-Pokok Ajaran:
d.      Semua agama samawi (Yahudi, Islam, Kristen) itu sama karena berasal dari Tuhan yang sama, oleh karena itu ketiga agama tersebut harus disatukan, yang ada hanyalah dienullah (agama Tuhan) atau mereka sebut juga agama Internasional.
e.  Ajaran Baha'i merupakan campuran antara falsafah Pantaisme, ajaran Taurat, Injil dan Tasawwuf dalam Islam.

Ajaran ini telah dilarang melalui SK Perdana Menteri RI No.112/PM/1959. Setelah mati selama 42 tahun, begitu Gus Dur terpilih menjadi Presiden RI, pengurus Baha'i datang ke Presiden Gus Dur untuk melakukan lobi. Dan untuk diketahui aliran ini telah memberikan hidupnya untuk propaganda bagi kembalinya orang-orang Yahudi ke bumi Palestina.

  1. Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya.
Kadirun Yahya dilahirkan di Pangkan Brandan 20 Juni 1917. Pada dasarnya Kadirun Yahya adalah seorang ilmuwan di bidang Fisika, Kimia dan Filsafat.
Perkenalannya dengan ajaran Tarekat Naqhsabandiyyah di mulai pada tahun 1941 di Sumut bersama Syekh Syahbuddin. Lalu berguru degnan Syekh Muhammad Hasyim Buayan. Ia mengklaim bahwa ajaran "metafisika" yang dianutnya merupakan ajaran Rasulullah SAW yang diwariskan kepadanya berasal dari Jabal Qubais.
Pokok-Pokok Ajaran:
a.       KH. Hasyim, gurunya, berkata "aku tadi telah meninggal 4 jam, tetapi aku permisi pada Tuhan Allah untuk hidup lagi agak sebentar, karena ada lagi yang lupa belum aku turunkan pada anak." Beberapa hari setelah itu sang guru berpulang.
b. Tenaga Allah adalah ibarat listrik dan wasilah, pengantar atau ibarat saluran yang menghubungkan antara manusia dan Allah melalui Mursyid dan silsilahnya serupa kawat listrik.
c.       Untuk tujuan tertentu, ia memakai sebuah tongkat. Dengan tongkat tersebut ia dapat langsung memusatkan energi Ilahi ke arah obyek yang ia tuju. Ia bisa mematikan yang hidup dan menghidupkan yang mati. Untuk tujuan lain, air atau batu yang telah disalurkan padanya kalimah Allah, dapat dipakai sebagai kondensator yang berisi energi Ilahi yang sama.
d.      Ilmu Tasawwuf dan Sufi adalah satu ilmu dalam agama Islam yang sangat dalam dan sangat halus. Yang mampu menembus ke dalam alam bil ghaib, alam batin, yang sudah jelas sulit diilmiahkan, apalagi di zaman dahulu kala.
e.       Dzikrullah dengan metode tarekatullah ialah dzikrullah yang mampu langsung mendorong turunnya dzikrullah Maha Suci, Maha Akbar dari sisi Allah SWT.

  1. ISLAM Liberal
Islam Liberal atau JIL (Jaringan Islam Liberal) adalah kemasan dari kelompok lama yang orang-orangnya dikenal nyeleneh. Kelompok nyeleneh itu setelah berhasil memposisikan orang-orangya dalam jajaran yang mereka sebut pembaharu atau modernis. Mula-mula yang dilakukan adalah mengacaukan istilah. Mendiang Dr. Harun Nasution Direktur Pasca Sarjana IAIN Jakarta berhasil mengelabui para mahasiswa perguruan tinggi Islam di Indonesia dengan cara mengacaukan istilah. Yaitu memposisikan orang-orang yang nyeleneh sebagai Pembaharu. Diantaranya Rifa'at At-Thahthawi (orang Mesir alumni Paris yang menghalalkan dansa-dansi laki perempuan campur aduk) oleh Harun diangkat sebagai pembaharu dan bahkan dibilang sebagai pembuka pintu ijtihad. Pemutarbalikan fakta ini dilakukan secara resmi di IAIN antara lain melalui bukunya "Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, terbit 1975).
Pengacauan istilah lainnya dilakukan oleh Nurcholish Madjid yang belajar Islam (kepada dosen-dosen Yahudi) di perguruan tinggi Amerika, Chicago - dengan cara mengembalikan istilah kepada bahasa lalu diselewengkan artinya, persis seperti dilakukan Darmogandul dan Gatoloco : yaitu sosok penentang dan penolak syari'at Islam di Jawa. Nurcholish menempuh : Islam dikembalikan kepada al Din, kemudian diberi makna yaitu hanyalah agama (tidak punya urusan dengan kehidupan dunia, bernegara) lalu dari pemaknaan itu menolak diterapkannya syari'at Islam dalam kehidupan. Mari kita simak kutipan tulisan Nurcholish sbb:
"sudah jelas, bahwa fikih itu, meskipun telah ditangani oleh kaum reformis, sudah kehilangan relevansinya dengan pola kehidupan zaman sekarang. Sedangkan perubahan secara total agar sesuai dengan pola kehidupan modern, memerlukan pengetahuan yang menyeluruh tentang kehidupan modern dalam segala aspeknya, sehingga tidak hanya menjadi kompetensi dan kepentingan umat Islam saja, melainkan juga orang-orang lain. Maka, hasilnya pun tidak perlu hanya merupakan hukum Islam, melainkan hukum yang meliputi semua orang, untuk mengatur kehidupan bersama."
Tanggapan : menganggap fiqh telah kehilangan relevansinya adalah satu pengingkaran. Bagaimana umat Islam bisa berwudhu, sholat, zakat, puasa, nikah, waris dan mengetahui halal/haram jika fiqh telah tidak relevan?
Faham JIL mudahnya, menjurus pada sekularisme, inklusifisme dan pluralisme agama (menganggap semua agama itu sejajar, paralel dan prinsipnya sama hanya beda teknis) dan kita tidak boleh memandang agama lain dengan memakai agama yang kita peluk (ini lebih jauh lagi pemurtadannya).
Ahmad Wahib, yang mengaku sekian tahun diasuh oleh pendeta dan romo, fahamnya menafikan Qur'an dan Hadits, yaitu:
"Menurut saya sumber-sumber pokok untuk mengetahui Islam atau katakanlah bahan-bahan dasar ajaran Islam, bukanlah dengan Qur'an dan Hadits melainkan Sejarah Muhammad."
Jadi Al Qur'an dan Hadits dia anggap hanya sebagian dari sumber sejarah Muhammad, jadi hanya bagian dari sumber ajaran Islam, yaitu Sejarah Muhammad. Al Qur'an disejajarkan dengan iklim Arab, adat istiadat Arab dan lain-lain. Jadi Al Qur'an dan Hadits dianggap bukan landasan Islam, hanya setingkat adat Arab saja.
Tokoh-tokohnya:
    • Nurcholish Madjid - Paramadina Jakarta
    • Charles Kurzman - University North Carolina
    • Azyumardi Azra - IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    • Abdallah Laroui - Muhammad V University Maroko
    • Masdar F. Mas'udi - Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Jakarta
    • Goenawan Mohammad - Majalah Tempo
    • Edward Said
    • Djohan Effendi - Deakin University Australia
    • Abdullah ahmad an-Naim - University of Khartoum Sudan
    • Jalaludin Rahmat, Yayasan Muthahhari Bandung
    • Asghar Ali Engineer
    • Nasaruddin Umar - IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    • Komaruddin Hidayat - Paramadina
    • Said Agil Siraj - PBNU
    • Denny JA, Univ. Jayabaya
    • Rizal Mallarangeng - CSIS
    • Budi Munawar Rahman - Paramadina
    • Taufiq Adnan Amal - IAIN Alauddin Makassar
    • Hamid Basyaib - Yayasan Aksara
    • Ulil Abshar Abdalla - Lakpesdam NU
    • Luthfi Assyaukanie - Paramadina
    • Ade Armando - UI
    • Syamsurizal Panggabean - UGM
    • Ihsan Ali Fauzi - Ohio University
    • Syaiful Mujani - Ohio University
    • Mohammad Arkoun - University of Sorbone Perancis
    • Sadeq Jalal Azam - Damascus University Suriah

BAB III
CARA UNTUK MENGHINDARI PENGARUH DARI ALIRAN SESAT

Pagari Akidah Anda
Dilaporkan bahwa Ahmadiyah mengaku jemaat mereka di Indonesia berjumlah ± 200.000 jiwa, ini artinya dalam setiap 200 orang islam di Indonesia, 1 orang telah disesatkan oleh Ahmadiyah, ini kalau kita katakan Muslim di Indonesia 200 juta orang, padahal jumlah sebenarnya kurang dari itu.
Belum lagi yang disesatkan oleh aliran-aliran lainnya, semisal; liberalisme, sekularisme, sosialisme, LDII, Syi'ah, inkar sunnah, Jamaah Salamullah, Islam murni, dan lain-lain.
Kenyataan ini membuat bulu kuduk kita berdiri, kita hidup di zaman fitnah dimana seseorang beriman di waktu pagi dan menjadi kafir di waktu sore, beriman di waktu sore dan menjadi kafir di waktu pagi.
Oleh karena itu lakukanlah langkah-langkah berikut, semoga Allah menetapkan kaki kita menapaki jalan-Nya yang lurus :
1.       Kenalilah agama anda lebih mendalam lagi.
Manfaatkan keberadaan anda di perantauan ini dengan menuntut ilmu, mengikuti majelis-majelis taklim, kuliah studi islam, membaca buku islami, mendengarkan kaset-kaset ceramah agama, yang dapat menambah pengetahuan anda tentang agama .rAllah, dan menambah kedekatan anda dengan kitabullah dan sunnah Rasulullah.  Kami pernah bertemu dengan salah seorang da'i aliran sesat, ketika kami minta untuk tilawah Al Qur'an ternyata bacaannya seperti orang yang belum tamat belajar Iqra', dengan demikian kami yakin dia disesatkan karena ketidaktahuannya (kealpaannya) dengan agamanya, kemudian karena sedikit bisa berdiplomasi maka dinobatkan sebagai da'i.
2.      Pererat hubungan anda dengan ustadz (orang yang anda yakini kebenaran akidahnya).
Mungkin anda tidak sempat mengikuti majelis taklim dan kuliah, akan tetapi anda dapat mendiskusikan (bertanya) kepada para ustadz-ustadz melalui telepon atau sms untuk hal-hal yang musykil bagi anda dalam masalah agama.
Logikanya, andai seekor anjing disanjung Allah dalam Kitab Suci-Nya lantaran keakrabannya dengan 7 orang pemuda shalih, apatah lagi seorang bani Adam yang memang telah dimuliakan Allah.
3.      Bertemanlah dengan orang-orang yang mengingatkan anda akan Allah.
Kalau saja anda tidak bisa menghadiri majelis taklim, kuliah serta sungkan bertanya kepada para ustadz, pererat hubungan anda dengan teman sejawat yang mengikuti aktivitas-aktivitas keislaman tersebut, semoga anda mendapatkan bau wangi dan wewangian dari mereka di Dunia dan Akhirat.
Jangan sampai anda beranggapan bahwa tidak akan terjerat oleh kelompok-kelompok sesat, walau tanpa melakukan salah satu langkah-langkah di atas, dalam kata lain: anda menghindar dari majlis taklim, tidak bertanya kepada ustaz dan tidak berteman dengan orang-orang aktif  telah bersabda bahwa serigalardalam keislaman. Karena dalam permisalannya Nabi  hanya memangsa domba yang tertinggal dari rombongan.
4.      Baca dan Pelajari Al Qur’an dan Hadits
Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
”Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia pada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik.” [An Nisaa’:59]
“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku, kamu tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)
Dalam Al Qur’an ada perintah sholat, zakat, puasa, haji, berbuat baik, dan sebagainya. Dalam Al Qur’an juga ada larangan berzina, mencuri, berpecah-belah, fanatik golongan, dan sebagainya. Dalam Hadits juga dijelaskan bermacam-macam perintah dan larangan Allah.
Jika ucapan dan tindakan pemimpin dan anak buahnya bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits (misalnya sholat hanya 1 kali atau mengajarkan perzinahan) maka mereka adalah kelompok sesat.
Jika meragukan kebenaran Al Qur’an maka dia sesat. Contohnya paham Liberalisme yang meragukan Al Qur’an berdasarkan hadits palsu yang dibuat oleh orientalis:
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
“Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat  yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. “ [Al Baqarah:23]
“Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Mekah) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Al Quran.” [Huud:110]
Jika mengingkari Hadits/Sunnah Nabi maka sesat. Kelompok ini termasuk kelompok Ingkar Hadits/Sunnah
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An Nisaa’:59]
“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku, kamu tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)
5.      Hati-hati dalam menafsirkan Al Qur’an
Ciri Aliran sesat adalah menafsirkan Al Qur’an semaunya untuk menimbulkan perpecahan.
Ayat Al Qur’an yang jelas tidak perlu ditafsirkan lagi. Ada pun Ayat Al Qur’an yang kurang jelas ditafsirkan dengan memakai ayat Al Qur’an lain yang berkaitan. Jika tak ada dengan hadits Nabi yang sahih.
“Dia menurunkan Al Quran kepadamu. Di antaranya ada ayat yang muhkamaat [jelas], itulah pokok isi Al qur'an dan yang lain ayat mutasyaabihaat [tak jelas]. Orang yang condong pada kesesatan  mengikuti ayat-ayat yang mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dengan mencari-cari artinya, padahal tak ada yang tahu selain Allah. Orang yang dalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat yang mutasyaabihaat, semua itu dari  Tuhan kami." [Ali ‘Imran:7]

Selalu

Ku terpesona oleh kilauanmu Di saat pertama ku melihatmu Yang akhirnya aku inginkan dirimu Tanpa tersadari waktu telah berlalu Sebulan,...